Rabu, 31 Maret 2010

Mengurangi Dampak Negatif Dari Jejak Kehidupan

Sadar nggak kita manusia jaman modern saat ini kalau kehidupan kita yang lebih nyaman dan serba enak dibanding raja-raja jaman dulu, justru meninggalkan dampak negatif untuk bumi tercinta ini. Dengan keberadaan dan ketersediaan berbagai fasilitas untuk kenyamanan dan kemudahan hidup kita malah terlena dalam penggunaannya yang buntutnya malah penggunaan yang berlebihan seperti listrik, air, produk yang berdampak sampah plastik atau sampah lainnya yang tidak bisa di daur ulang.

Seperti masalah perut, kelihatannya tambah lama industri makanan dan minuman di Indonesia maju pesat mengikuti trend di negara maju seperti USA. Mikir nggak sih kita orang Indonesia kalau apa-apa yang kita tiru dari negara maju nggak semuanya bagus. Seperti budaya makanan cepat saji atau pesan diantar (pesanan dengan cantiknya dibungkus di stereo foam beserta sendok garpu dan tisu yang di plastikin. Kelihatannya sih cool, bergengsi, tapi sadar nggak kita, prestise itu harus kita bayar mahal dikemudian hari, karena plastik dan sejenisnya tidak bisa diuraikan. Bohong tuh kalo ada yang bisa bilang plastik bisa terurai. Nggak ada satu mahluk hidup sekalipun bakteri yang bisa menguraikan plastik. Demi kenyamanan dan prestis kita tega banget menambah dampak negatif keberadaan kita di bumi ini. Sekarang aja masalah sampah sudah menjadi polemik yang nggak ada ujungnya, gimana anak cucu kita nanti? apa mereka mau tinggal dan bikin rumah diatas sampah (bukan diatas tanah karena tanahnya sudah ketutup sampah). Gaya hidup orang sekarang juga yang suka belanja dan tergiur packagingnya, nggak habis pikir deh saya. Yang penting bungkusnya atau isinya sih? belum lagi kalau ditanya apa barang yang dibeli itu benar-benar dibutuhkan, atau cuma karena motif "kalau saya ingin kenapa saya tidak boleh beli". Beli barang import juga jadi dilema orang sekarang tapi cool sih, tapi mikir nggak kita kalo untuk kepentingan kita yang dilatarbelakangi berbagai motif yang hemat saya kita nggak bakal mati deh tanpa barang impor itu, berdampak emisi karbon yang tinggi sekali, karena barang harus dikirim pake pesawat or kapal laut yang pake minyak bumi (yang mahal banget saat ini dan udah tipis banget stocknya).


Bisa nggak kita orang Indonesia nggak usah ikut2an memberi dampak negatif tanah air tercinta ini karena mengikuti "trend jadi orang modern" seperti negara maju USA, dll. Boleh deh ikut trend yang memberi dampak positif, tapi timbang-timbang dulu kalo mo niru.

Bisa nggak ya kita:
1. Mengurangi menonton TV
2. Mengurangi atau tidak menghasilkan sampah plastik sama sekali
3. Tidak menggunakan alat transportasi yang berbahan bakar minyak bumi kalau tidak perlu.
4. Tidak membeli produk dari tempat lain (kota, propinsi terutama negara lain).

Pasti jadinya hidup ini bisa lebih sehat, bahagia dan bermakna juga anak cucu pasti senang buminya masih awet :-)

Tidak ada komentar: